Bismillah
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Alhamdulillah

Washolawatu wa sallam ‘ala Rosulillah

Amma ba’du

Entah siapa orang yang pertama mengatakannya, namun aku pernah mendapatkan ungkapan seperti ini:

Bagai pedang bagi seorang samurai
Demikianlah jilbab bagi wanita muslimah

Sungguh itu adalah kalimat yang ringkas namun penuh makna jika dikaitkan dengan banyaknya fenomena terkait jilbab dalam kehidupan kita. Berikut ini beberapa fenomena yang aku tahu tentang jilbab.

Pertama, wanita muslimah yang tidak mengenakan jilbab. Mungkin karena tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu. Mereka mengumbar aurat mereka kemana pun mereka pergi, menebar fitnah bagi kaum pria dan menuai dosa disetiap langkah mereka. Bagi wanita-wanita seperti ini aku katakan, ya ukhti, Alloh menjadikan jilbab sebagai penjaga bagi dirimu dari begitu banyak keburukan. Tidakkah kalian lihat bahwa seorang samurai akan selalu mambawa pedangnya kemana pun dia pergi? Lantas mengapa kalian meninggalkan jilbab-jilbab kalian? Cukuplah bagi kalian sebuah fakta, bahwa samurai tidak akan berdaya tanpa pedangnya, maka demikian pulalah kalian tidak berdaya tanpa jilbab kalian.

Kedua, wanita muslimah yang berjilbab, namun jilbab yang tidak syar’i. Begitu banyak bentuk golongan ini. Ada dari mereka yang mengenakan kerudung mini yang hanya menutup kepala namun pakaian mereka ketat. Ada dari mereka yang mengenakan jilbab yang masih berukuran pendek. Ada diantara mereka yang termakan mode sehingga jilbab bagi mereka tak lebih dari sekedar asesoris, berbunga-bunga dan bermotif sangat mencolok, atau bahkan bergambar mahluk bernyawa, dibelah bagian pundaknya sehingga tampaklah sebelah pundak mereka, atau berwarna-warni dengan hiasan-hiasan yang menarik perhatian padahal jilbab sesungguhnya berfungsi melindungi mereka dari perhatian manusia. Ada diantara mereka yang fanatik golongan sehingga meskipun berjilbab lebar melambai namun dengan bangganya mereka sisipkan logo partai atau golongan mereka di jilbab-jilbab mereka. Ada pula diantara mereka yang menyembunyikan jilbab-jilbab mereka dalam jaket-jaket mereka dengan berbagai alasan. Dan hal-hal lain yang menjadikan jilbab mereka keluar dari kategori jilbab yang syar’i, yang benar. Bagi wanita-wanita seperti ini aku katakan, bukankah seorang samurai akan bangga menampakkan pedang mereka? Bukankah seorang samurai akan memilih pedang yang terbaik? Lalu mengapa kalian meninggalkan pilihan jilbab terbaik yang telah dipilihkan oleh Alloh untuk kalian? Tidak percayakah kalian dengan pilihan-Nya?

Ketiga, wanita muslimah yang telah memiliki niat untuk menyempurnakan jilbabnya, namun terhalang dengan berbagai hal, dilarang orang tua, dilarang suami, masalah dana, keraguan dari lingkungan, dan lainnya. Bagi wanita-wanita seperti ini aku katakan, bukankah seorang samurai akan sangat patuh pada majikannya? Bahkan mereka rela melakukan harakiri jika gagal melakukan tugas dengan baik? Lalu mengapa kalian tidak patuh pada Alloh yang telah memerintahkan kalian? Benar bahwa Alloh juga memerintahkan kita untuk taat pada orang tua dan suami, namun ketaatan kepada orang tua dan suami bukanlah pada hal-hal yang melanggar perintah Alloh. Ya ukhti, tidak ada ketaatan pada mahluk dalam rangka bermaksiat kepada Alloh. Bagi wanita-wanita seperti ini aku juga katakan, sesungguhnya rezeki Alloh itu luas, maka berusahalah, semoga Alloh memudahkan kalian untuk berjilbab secara sempurna. Juga aku katakan pada wanita-wanita seperti ini, janganlah kalian ragu untuk berubah menjadi lebih baik, sesungguhnya janji Alloh itu benar, Dia akan meninggikan orang-orang yang beriman, bukan orang-orang yang ragu-ragu.

Keempat, wanita muslimah yang pernah memakai jilbab (baik sempurna atau pun tidak) lalu meninggalkannya atau memendekkannya atau memperkecilnya (baik sesaat maupun seterusnya, baik diminta maupun atas keinginan sendiri) karena berbagai alasan, termakan mode lah, tuntutan dunia kerja lah, keinginan suami lah, dan lainnya. Bagi wanita-wanita seperti ini aku katakan, demikianlah kehidupan ini menguji kita, siapa yang bisa bertahan, atau malah jadi pecundang. Ya ukhti, sesungguhnya rezekimu ditangan Alloh, bukan ditangan manusia, maka takutlah pada Alloh, bukan pada manusia. Keadaan-keadaan yang memaksamu meninggalkan, memendekkan, atau mengecilkan jilbab mu (atau pakaianmu) hanyalah ujian dari Alloh. Bukankah seorang samurai yang sedang dalam keadaan bahaya akan terus mempertahankan pedangnya? Bukan justru menggantinya dengan yang lebih tumpul? Maka demikianlah kalian, ujian-ujian hidup itu hendaknya menjadikan kalian makin teguh mempertahankan kesempurnaan jilbab kalian, bukan malah meninggalkannya.

Kelima, wanita muslimah yang telah berjilbab secara sempurna. Bagi wanita-wanita seperti ini aku katakan, istiqomahlah, barokallohu fiik. Ingatlah, hidayah itu mahal, maka jagalah hidayah itu, juga doa kan agar saudari-saudari kalian yang belum berjilbab, atau berjilbab namun belum sempurna, atau ingin berjilbab sempurna namun terhalang, atau yang meninggalkan jilbabnya, segera mendapat hidayah seperti yang telah kalian dapatkan.

Demikaianlah beberapa fenomena seputar jilbab. Besar harapanku agar para wanita muslimah menyempurnakan jilbab-jilbab mereka, karena jilbab yang sempurna lah yang dikehendaki oleh Alloh Azza wa Jalla. Namun, bagaimana sebenarnya kriteria jilbab yang benar?

Alhamdulillah
Semoga sholawat dan salam atas Rosululloh, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
Wallohu a’lam

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Sumber : SalafyIPB